1.Bambu Gila
Permainan ini dikenal sangat unik dan mistis. Tidak diperlukan berbagai pernak-pernik dan aksesoris. Permainan bambu gila hanya memerlukan sebatang bambu sepanjang 2,5 meter dengan diameter 8 cm. Serta 7 orang yang berani untuk mengadu kuat dengan bambu dan beberapa pawang dengan kemenyan. Tarian ini adalah warisan dari leluhur mayarakat Maluku. Biasanya tarian ini sering diadakan di pesta-pesta atau acara-acara besar.
Sebelum memulai pertunjukan, pawang melakukan ritual dengan membakar kemenyan yang ada di dalam tempurung kelapa dan membaca mantera-mantera. Mantera yang diucapkan menggunakan 'bahasa tanah', yaitu bahasa leluhur Maluku. Saat pawang melakukan ritual, jangan heran jika banyak asap-asap dan nuansa mistis yang Anda rasakan di sekitar tempat pertunjukan. Ritual tersebut dipercaya dapat memanggil roh para leluhur untuk 'mengisi' bambu yang akan digunakan.
Saat pertunjukan dimulai, tujuh orang tersebut akan bergerak tidak beraturan seperti terguncang-guncang, berlarian, hingga loncat-loncatan. Pawang tidak tinggal diam, dia terus mengucapkan mantera selama pertunjukan berlangsung. Suasana tambah mistis dengan irama-irama musik yang cepat dengan gendang. Seolah bambu tersebut menari-nari di dalam rangkulan tujuh orang tersebut.
Bagi Anda yang melihat pertunjukan ini, mungkin akan terhibur. Namun, tidak dengan tujuh orang tersebut. Mereka terlihat sangat kepayahan, karena menggunakan sekuat tenaga mereka untuk menggendalikan bambu. Pertunjukan ini berlangsung sekitar 10 menit. Setelah selesai, tujuh orang tersebut akan dibacakan mantera-mantera oleh sang pawang dan mereka terlihat sangat kelelahan.
Photo by DetikTravel
2.Tari Lenso
Tari Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah Maluku dan Minahasa Sulawesi Utara. Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya. Beberapa sumber menyebutkan, tari lenso berasal dari tanah Maluku. Sedangkan sumber lain menyebut tari ini berasal dari Minahasa.
Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang, dimana ketika lenso atau selendang diterima merupakan tanda cinta diterima. Lenso artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh masyarakat di daerah Sulawesi Utara dan daerah lain di Indonesia Timur.
Dalam tarian ini, yang menjadi perantara adalah lenso atau selendang. Selendang inilah yang menjadi isyarat: selendang dibuang berarti lamaran ditolak, sedangkan selendang diterima berarti persetujuan
Photo by Google
3.Suka bernyanyi
Tidak ada orang Maluku yang tak bisa menyanyi. Hal itu terbukti dalam ”Konser Cinta Beta Maluku” di Taman Ismail Marzuki Jakarta, 27-28 Mei 2011.
Konser ”Cinta Beta Maluku”—Nyanyian Damai untuk Indonesia yang digelar Indonesia Kita—itu menampilkan seniman berdarah maluku lintas generasi. Tersebutlah Bing Leiwakabessy yang berumur 88 tahun, Bob Tutupoly (71), serta Benny Likumahuwa (64) dan anaknya, Barry Likumahuwa (27). Tampil pula remaja belasan tahun yang tergabung dalam Molukka Hip-Hop Community. Mereka membuat Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), badonci, bernyanyi dan menari.(kompas.com)
Melalui nyanyian beberapa musisi asal Maluku dan beberapa organisasi membentuk gerakan kampanye sosial untuk mengembalikan martabat kemanusiaan , perdamaian, kesejahteraan, pelestarian lingkungan, demokratisasi, serta merawat keberagaman Indonesia Timur, yaitu VOTE.
photo by Google
4.Totobuang
Semua orang pasti mengenal jenis musik Tifa yang berpasangan dengan Totobuang dari Maluku ini, Tifa merupakan musik gendang dari kulit hewan biasanya sapi atau rusa dan bentuknya mirip dengan alat musik gendang yang sejenis di seantero Nusantara, sedangkan Totobuang adalah jajaran gong kecil dan terbuat dari perunggu yang mengeluarkan nada berbeda setiap kali dipukul. Bunyi toto buang mirip sekali dengan gamelan Jawa jika dimainkan dengan nada yang berbeda selain nada totobuang. Tifa & totobuang merupakan musik khas yang sering dimainkan oleh orang Maluku yang mayoritas beragama Kristen (Sarane).
Forum National Geographic Indonesia
5.Pakaian Adat
Prianya memakai pakaian adat berupa setelan jas berwarna merah dan hitam, baju dalam yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya memakai baju cele, semacam kebaya pendek, dan berkanji yang disuji. Perhiasannya berupa anting-anting, kalung dan cincin. Pakaian ini berdasarkan adat Ambon.
Photos by Rebeca Carsonia's Facebook
Permainan ini dikenal sangat unik dan mistis. Tidak diperlukan berbagai pernak-pernik dan aksesoris. Permainan bambu gila hanya memerlukan sebatang bambu sepanjang 2,5 meter dengan diameter 8 cm. Serta 7 orang yang berani untuk mengadu kuat dengan bambu dan beberapa pawang dengan kemenyan. Tarian ini adalah warisan dari leluhur mayarakat Maluku. Biasanya tarian ini sering diadakan di pesta-pesta atau acara-acara besar.
Sebelum memulai pertunjukan, pawang melakukan ritual dengan membakar kemenyan yang ada di dalam tempurung kelapa dan membaca mantera-mantera. Mantera yang diucapkan menggunakan 'bahasa tanah', yaitu bahasa leluhur Maluku. Saat pawang melakukan ritual, jangan heran jika banyak asap-asap dan nuansa mistis yang Anda rasakan di sekitar tempat pertunjukan. Ritual tersebut dipercaya dapat memanggil roh para leluhur untuk 'mengisi' bambu yang akan digunakan.
Saat pertunjukan dimulai, tujuh orang tersebut akan bergerak tidak beraturan seperti terguncang-guncang, berlarian, hingga loncat-loncatan. Pawang tidak tinggal diam, dia terus mengucapkan mantera selama pertunjukan berlangsung. Suasana tambah mistis dengan irama-irama musik yang cepat dengan gendang. Seolah bambu tersebut menari-nari di dalam rangkulan tujuh orang tersebut.
Bagi Anda yang melihat pertunjukan ini, mungkin akan terhibur. Namun, tidak dengan tujuh orang tersebut. Mereka terlihat sangat kepayahan, karena menggunakan sekuat tenaga mereka untuk menggendalikan bambu. Pertunjukan ini berlangsung sekitar 10 menit. Setelah selesai, tujuh orang tersebut akan dibacakan mantera-mantera oleh sang pawang dan mereka terlihat sangat kelelahan.
Photo by DetikTravel
2.Tari Lenso
Tari Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah Maluku dan Minahasa Sulawesi Utara. Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya. Beberapa sumber menyebutkan, tari lenso berasal dari tanah Maluku. Sedangkan sumber lain menyebut tari ini berasal dari Minahasa.
Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang, dimana ketika lenso atau selendang diterima merupakan tanda cinta diterima. Lenso artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh masyarakat di daerah Sulawesi Utara dan daerah lain di Indonesia Timur.
Dalam tarian ini, yang menjadi perantara adalah lenso atau selendang. Selendang inilah yang menjadi isyarat: selendang dibuang berarti lamaran ditolak, sedangkan selendang diterima berarti persetujuan
Photo by Google
3.Suka bernyanyi
Tidak ada orang Maluku yang tak bisa menyanyi. Hal itu terbukti dalam ”Konser Cinta Beta Maluku” di Taman Ismail Marzuki Jakarta, 27-28 Mei 2011.
Konser ”Cinta Beta Maluku”—Nyanyian Damai untuk Indonesia yang digelar Indonesia Kita—itu menampilkan seniman berdarah maluku lintas generasi. Tersebutlah Bing Leiwakabessy yang berumur 88 tahun, Bob Tutupoly (71), serta Benny Likumahuwa (64) dan anaknya, Barry Likumahuwa (27). Tampil pula remaja belasan tahun yang tergabung dalam Molukka Hip-Hop Community. Mereka membuat Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), badonci, bernyanyi dan menari.(kompas.com)
Melalui nyanyian beberapa musisi asal Maluku dan beberapa organisasi membentuk gerakan kampanye sosial untuk mengembalikan martabat kemanusiaan , perdamaian, kesejahteraan, pelestarian lingkungan, demokratisasi, serta merawat keberagaman Indonesia Timur, yaitu VOTE.
photo by Google
4.Totobuang
Semua orang pasti mengenal jenis musik Tifa yang berpasangan dengan Totobuang dari Maluku ini, Tifa merupakan musik gendang dari kulit hewan biasanya sapi atau rusa dan bentuknya mirip dengan alat musik gendang yang sejenis di seantero Nusantara, sedangkan Totobuang adalah jajaran gong kecil dan terbuat dari perunggu yang mengeluarkan nada berbeda setiap kali dipukul. Bunyi toto buang mirip sekali dengan gamelan Jawa jika dimainkan dengan nada yang berbeda selain nada totobuang. Tifa & totobuang merupakan musik khas yang sering dimainkan oleh orang Maluku yang mayoritas beragama Kristen (Sarane).
Forum National Geographic Indonesia
5.Pakaian Adat
Prianya memakai pakaian adat berupa setelan jas berwarna merah dan hitam, baju dalam yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya memakai baju cele, semacam kebaya pendek, dan berkanji yang disuji. Perhiasannya berupa anting-anting, kalung dan cincin. Pakaian ini berdasarkan adat Ambon.
Photos by Rebeca Carsonia's Facebook
Komentar
Posting Komentar